SEBENARNYA APA INDONESIA ITU KINI? - Yudhie Haryono


Cinta itu kegelapan. Tepatnya sumber kegelapan. Tidak percaya? Lihat orang beragama dan orang berindonesia. Sebagian besar warga Indonesia digelapkan agamanya dan digelapkan para pemimpin pemerintahannya.

Begitu cintanya mereka ke agamanya, menuduh sesat dan gelap sesama manusia jadi tandanya. Begitu cintanya mereka ke elite pemimpinnya, mencaci bodoh dan jijik pada sesama warganegara jadi kebanggaannya.

Kegelapan adalah kurangnya cahaya atau bahkan ketiadaan cahaya yang datang dan menyinari sekitar. Ini menjadi keadaan dan kutub yang berlawanan dengan kecerahan dan keterangan-benderangan.

Akibatnya, penglihatan manusia tak dapat membedakan warna dalam kondisi kecerahan yang tinggi atau kegelapan yang tinggi. Penglihatan jadi kabur, meraba-raba dan sentimentil plus kebingungan.

Maka, hidup di sekitar kita kini adalah cinta dan kegelapan. Lebih gelap jika tanpa lampu pijar hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta.

Kegelapan itu cinta. Dan, cinta itu seperti mengayuh sepeda. Terus berulang-ulang, tekun dan fokus serta percaya sebab pada akhirnya akan sampai titik yang dituju. Walaupun yang dituju tak segemerlap bayangan awalnya.

Bersiaplah untuk gelap terasa. Dalam suasana negara para maling, hidup ini seakan terus mendung, banjir dan penyakitan. Sepanjang masa, makin panjang dan pengap.

Bersiaplah karena suram tak kunjung pergi dan lenyap. Setelah kuasa neoliberal, betapa suram hidup ini. Betapa gelap ekopol kita. Dan, bilakah sinar terang menghalau mendung ini? Menjadi teka-teki yang tidak tak terjawabkan.

Kegelapan itu cinta. Dan, cinta itu kegelapan. Dalam cinta gelap, orang tidak akan menilai kekurangannya, tidak peduli kelebihannya dan tidak mendengar pendapat orang lainnya. Nalarnya mati. Akalnya off. Ia tidak peduli dengan info dari selain yang dicintainya. Maka, ia akan tetap merasakan perasaan cinta untuknya: untung maupun rugi. Cinta yang menggelapkan.

Kegelapan yang datang dan terealisasi kini adalah fakta bahwa cinta warga Indonesia pada agama dan pada pemimpinnya menjadi racun yang mencandu melenyapkan akal sehat kebanyakan dari kita.

Bagi mereka yang cintanya gelap dan kegelapannya melahirkan cinta pasti berkata, "semilyar kali mencoba menghindari. Semilyar kali mencoba tak kembali. Namun langkah kita menjadi kian tak pasti.

Kegelapan dan cinta ini membuat kita menatap bayang-bayang republik dalam cinta yang semu. Sebab, semilyar kali menatap gambar negeri ini. Semilyar kali menyebut nama Indonesia. Hasrat padanya kian mendesak kalbu. Namun selalu kita merasakan tak mampu. Tumpul di semua tempat dan waktu."

Lalu, kami berteriak ke mana harus melangkah. Ke mana harus cari pertolongan. Sebab jejak negara ini samar-samar tak jelas tergambar. Di mana harus melangkah. Sebab cintanya gelap dan terlalu sulit untuk dinikmati.

***

0 comments:

Post a Comment