Cerpen Senin "BELUM ADA JUDUL" - Yudhie Haryono


Aksara Mafaza Putra Haryono
Syaza Farzanayu Maheswari
Bintang Arfania Putri Haryono
Syailendra Diastik Putra Haryono

Mohon tinggal sejenak/Lupakanlah waktu/Temani air mataku/Teteskan lara/Merajut asa/Menjalin mimpi/Endapkan sepi-sepi/Cinta kan membawa kalian/Kembali di sini/Menuai rindu/Membasuh perih/Bawa serta diri kalian/Diri kalian yang dulu/Mencintaiku--ayah kalian--apa adanya/

Kalian yang memesona di ujung sore, juga saat malam hari. Begitu juga menuju pagi. Kalian yang sedikit cemas melihat isi dompet dan kosongnya dapur. Tapi terkulai sebab banyak rindunya, berlimpah susunya.

Hidup pada akhirnya hanya setetes air dan seteguk minuman kelapa. Maka, semenjak mengenal dan menjadi ayah kalian, setiap hari adalah hari belajar dan setiap tempat adalah tempat bergurau.

Sayangnya kalian terkadang menolak terlibat dan hadir. Di sini. Tak ada gincu dan tak tersedia bibir. Puisi jadi mubazir. Bergurau jadi afkir. Ngaji menjadi pandir.

Sepotong hati jika hancur dan sepiring jantung jika lebur, biarlah waktu yang mengubur. Sungguh. Tak ada percakapan berkwalitas sebab kita tak pantas saling berdiskusi. Senyum dan buku-buku jadi mubazir. Terpandir bagi hati yang kikir.

Banjir terus datang. Krisis ekonomi berulang. Ikan-ikan koi pada mati. Rumput liar tumbuh makin rapat lebat. Tapi mangga dan jambu berbuah lebat. Burung-burung sudah habis mati. Kolam renang kering tak pernah terpakai lagi. Perpus kusam dan berdebu.

Di ujung kamar, piano kehilangan bunyinya. Gitar tertidur kaku. Foto-foto memandangku pilu. Semut dan kecoa bepesta. Bunga-bunga palm dan mawar layu. Sedang apakah kalian di sana? Maukah kalian nyanyi bersamaku. Lagu Dewa 19 berjudul Kirana. Sambil dansa dan menggendong kehidupan yang belum terasa sinarnya. Betapa pilu kini hidup tanpa negara.

Kucoba memahami tempatku berlabuh/Terdampar dikeruhnya satu sisi dunia/Hadir di muka bumi tak tersaji indah/Kuingin rasakan cinta/Lusuh lalu tercipta mendekap diriku/Hanya usung sahaja kudamba Kirana/Ratapan mulai usang nur yang kumohon

Kuingin rasakan cinta/Manis seperti mereka/Ayah Bunda tercinta satu yang tersisa/Mengapa kau tiupkan nafasku kedunia/Hidup tak kusesali mungkin kutangisi/Kuingin rasakan cinta/Peluhkupun mengering menanti jawabmu/

Takkan pernah usai cintaku padamu/Hanya kata yang lugas yang kini tercipta/Kuingin rasakan cinta/Smakin jauh kumelangkah/Smakin perih jejak langkahku/Harikupun semakin sombong/Meski hidup terus berjalan/Terus berjalan/Kirana jamah aku jamahlah rinduku/Hanya wangi terurai yang dapat kucumbu/

Ayah Bunda tercinta satu yang tersisa/Mengapa kau tiupkan nafasku kedunia/Hidup tak kusesali mungkin kutangisi/Kuingin rasakan cinta/Manis seperti mereka/Tulus seperti adanya/

Suci seperti dirimu/Ingin rasakan cintamu/Kirana jamah aku jamahlah rinduku/Takkan pernah usai cintaku padamu/Hanya kata yang lugas yang kini tersisa/Kuingin rasakan cinta.

Kalian ada di mana? Generasiku tercinta.

***

0 comments:

Post a Comment