POTOKOPI NEOLIBERALISME - Yudhie Haryono


"Why intellectual neolib works and win?" Pertanyaan ini untuk memotret mengapa para agen neoliberal berhasil mengangkangi kekuasaan-kursi di semua sektor.

Mungkin. Buntunya pikiran kerana panasnya hati. Dan, penasnya hati kerana iri dengki. Sikap iri dengki karena tamak harta. Perilaku tamak karena banyak dosa dan lupa akan kematian. Lupa akan kematian karena bersekutu dengan syaitan. Sekutu syaitan karena rakus dan cinta dunia tiada tara.

Inilah akar-akar neoliberalisme di dunia. Adakah para pembesar negeri ini sedang praktek? Iya. Bahkan sedang di puncak-puncaknya. Apa solusinya? Mari kita cari bersama.

Lalu, apa resep mereka terus berkuasa dan mengkhianati konstitusi. Bagaimana mereka mewariskan kemenangan-kecurangan ke generasi berikutnya.

Akyu perlu ketik pelan-pelan soal ini. Agar mudah kita berjuang. Sambil minta maaf sama para pendiri republik yang mulia. Sebab, kini kami yang menghidupi republik yang mereka perjuangkan, melegalkan tradisi menipu, menyogok dan mengkhianati sesama via pemilu liberal.

Padahal, kami paham persis bahwa pemilu dan pilkadal liberal yang warganegara ikuti membuat hidup tidak lebih baik. Tidak sama sekali. Sebaliknya, makin boros, konflik dan gila. Amitabhaaaaa.

Para neolibers tahu, kami mulai muak. Diterjang naiknya harga dan mahalnya kebutuhan. Muak atas KKN yang tak berhenti
 Korupsi yang makin menjadi-jadi. Amoralisme di mana saja dan kapan saja serta oleh siapa saja.

Kini, korupsi sebagian dari iman. Tak beriman siapa yang tak korupsi. Demikianlah para neolibers mengajarkan agama korupsi di seluruh negeri. Jadilah kita republik bandit yang beragama korupsi dan dipimpin para koruptor: pejabat bermental penjahat.

Dengan bangga, prestasi kita 20 tahun menjadi republik makelar: 20 tahun menternak demokrasi makelar. Ini buktinya:

1). Kasus pengadilan dimakelarin.
2). P.A.W anggota DPR di makelarin.
3). PILPRES dimakelarin.
4). PILEG dimakelarin.
5). PILKADA dimakelarin.
6). Staff khusus dimakelarin.
7). Menteri Kabinet dimakelarin.
8). Menjadi TENTARA dimakelarin.
9). Menjadi POLISI dimakelarin.
10). IBADAH pun dimakelarin.
11). Apa yang belum dimakelarin?

Lalu, kami hanya mampu bercumbu dengan bayang-bayang. Para pahlawan, bantulah kami temukan harga diri dan kedaulatan baru. Hingga negeri ini hangat menyambut pagi, menghancurkan sepi, mematikan begundal kumpeni di semua sisi.

Maafkan pengkhianatan kami wahai para pendiri republik. Tapi percayalah, kami masih terus berjuang.

Perjuangan via keyakinan. Bahwa Indonesia itu tersenyum saat tertekan, tertawa saat hatinya sengsara, memberkati saat sedang terhina, mempesona karena mengampuni. Mereka mengasihi tanpa pamrih dan bertambah kuat dalam doa dan pengharapan. Bermental pancasila!

Tak percaya? Ini resepnya. "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu (QS Fushshilat/41: 30)."

***

0 comments:

Post a Comment