Indonesia, sejak Reformasi Politik 1998, telah melalui 4 kali pemilihan umum yang demokratis dan damai. Tetapi akhir2 ini muncul gejala politik kurang baik. Banyak kritikus politik yang menggunakan hak kebebasan berekspresi di depan umum untuk mencaci maki Presiden. Mereka kalah dalam Pilpres, kemudian menderita penyakit aneh. Menghadapi apa saja yang terjadi di Republik ini, mereka gerakkan demonstrasi dengan serangkaian tuntutan, yang pada ujungnya menuntut Presiden mundur.

Analisa saya, berkali-kali kalah dalam Pilpres membuat mereka tidak percaya diri, dan selalu berusaha mengganggu kerja Presiden. Bahkan sebagian dari mereka tidak percaya lagi pada negara bangsa dan demokrasi. Mereka ini gembar gembor, bahwa segala kesulitan masyarakat sekarang ini hanya bisa diselesaikan dengan negara kilafah. Mereka menghasut masyarakat untuk menjatuhkan Presiden, meruntuhkan NKRI dan sebagai gantinya mereka akan mendirikan negara kilafah. Dalam negara itu nantinya yang menjadi warganegara hanya penganut Islam.

Kasak kusuk mau mendirikan negara kilafah adalah pengingkaran terhadap kontrak sosial Rakyat Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia. Kontrak sosial Rakyat Indonesia adalah Sumpah Pemuda, Naskah Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945.Melanggar kontrak sosial ini adalah membubarkan NKRI.

Selanjutnya kita kembali ke judul tulisan ini. Tesa nya adalah demokrasi prosedural, dan anti tesa nya adalah gerakan mengingkari demokrasi dan dengan rencana terselubung  menghancurkan NKRI dan sebagai gantinya mendirikan negara kilafah. Menghadapi rencana jahat dalam kekacauan berpikir ini kita harus mampu menentukan sintesa yang tepat, yang akan membuat Indonesia semakin maju dan semakin kuat. Mari kita mulai.

Pertama, tetap setia berjuang mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, yaitu Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kedua, berbagai gerakan jahat yang berniat menghancurkan NKRI harus segera dihancurkan. Karena kalau tidak dihadapi dengan tegas, akan banyak warga masyarakat yang gagal dalam hidupnya akan masuk perangkap jahat mereka, yaitu akan ikut rencana jahat tersebut, walaupun tidak mengerti apa yang mereka ikuti. Ketiga, demokrasi prosedural yang sedang berlangsung sekarang ini ditingkatkan menjadi demokrasi substansial. Wujudkan pemerataan ekonomi, pemerataan pendidikan dan pelayanan kesehatan, pemerataan penduduk, pemerataan kesempatan untuk maju bagi seluruh rakyat Indonesia, laki2 dan perempuan.

Dan untuk menjalankan ketiga strategi di atas, saya tawarkan Revolusi Indonesia Lanjutan, yang tdd Revolusi Ilmiah, Revolusi Industri dan Revolusi Kesadaran Kedua, yang dijalankan serempak dan terintegrasi. Tentang Revolusi Indonesia Lanjutan bisa dibaca dalam buku terbaru saya berjudul Revolusi Indonesia Menuntaskan Sejarahnya.

Sampai sekian dulu saudaraku, dan terima kasih atas perhatiannya. Dari saya Merphin Panjaitan, saudaramu sebangsa dan setanah air. Penulis buku Logika Demokrasi, Peradaban Gotongroyong dan Revolusi Indomesia Menuntaskan Sejarahnya. Tinggal di Jakarta Selatan, no hp wa 0813 1007 6366. Selamat Berjuang. MERDEKA.