BALIK ARAH PENDIDIKAN KITA - Yudhie Haryono (MWA UTIRA)


Secara sederhana, inilah lima hipotesa untuk kebudayaan dan pendidikan kita hari ini.

Hipotesa pertama. Jika kita cermati daftar negara-negara yang paling nyaman-bahagia di dunia, lalu daftar negara-negara paling makmur di dunia maka kuncinya sama: penegakkan hukum (keadilan) dan pengarusutamaan pendidikan untuk kemakmuran dan kenyamanan-kebahagiaan kini plus masa depannya.

Hipotesa kedua. Tetapi tepat di dua soal itulah, jantung persoalan kita. Hukum kita makin tajam ke bawah dan makin tumpul ke atas. Agensi dan kelembagaan hukum kita makin menjauhkan kita dari cita-cita bernegara. Munculnya lembaga KPK, KY dan MK menjadi bukti tak terbantahkan akan kenyataan tersebut.

Hipotesa ketiga. Maka, tak ada jalan lain kecuali bagi kita untuk merevitalisasi para penegak hukum (agensi dan kelembagaannya): polisi, jaksa, hakim, pengacara, KPK, KY, MK via pendidikan yang subtantif, komprehensif dan konstitutif.

Hipotesa keempat. Dus, kita juga perlu merevitalisasi para penanggung jawab pendidikan: guru, ustad, dosen, bikku, romo, pegawai sekolah, kurikulum, lingkungan dll. Artinya, baik agensinya ataupun kelembagaannya agar menghasilkan agensi dan kelembagaan hukum yang kredibel.

Hipotesa kelima. Perlu pertobatan nasional dari pendidikan "lama" yang ditengarai gagal ke pendidikan "baru" agar berhasil via turn around (balik arah) yang menempatkan proklamasi, pencasila dan konstitusi sebagai pondasi dan petunjuk.

Kita perlu revitalisasi model, modul dan modal. Kurikulum geneologi pemikiran dan tindakan para pendiri republik menjadi penting. Dari situ dikembangkan modulasinya. Baru diciptakan modalnya.

Biografi pikiran para pendiri negara ini menjadi sangat penting agar kita bisa punya alat ukur: dari mana, untuk apa dan sampai mana kita bernegara.

Lebih dalam dari itu, kita perlu mempertajam kemenhan agar punya divisi (markas) perang modern yang dipasok unsur polisi, inteljen, epistemik futurolog, dukun dan pakar-pakar simbologi, kriptologi dll. agar kepastian ketahanan dan pertahanan negara ini menyemesta. Dengan begitu, cita-cita nasional kita akan tercapai.

Tanpa usaha turn around, pendidikan kita akan mengkhianati konstitusi dan mencabut warga negara dari kodrat, komunitas dan negaranya.

***

0 comments:

Post a Comment