CARL GUSTAV JUNG AND AN EPHEMERAL APPARITION - Yudhie Haryanto


Hujan. Ritmis ini kumanfaatkan melengkapi ketikan sebelumnya. Tentang pikiran Jung. Psikolog besar yang berteori bahwa peradaban besar harus dimulai dari jiwa yang berjati diri.

Ya. Jati diri bangsa yang hilang adalah mula kerapuhan peradaban. Kekasih, ingatkah engkau dengan guru ghaib kita tuan Jung dan pokok-pokok pikirannya? Menurutmu, ialah psikolog terbesar yang sangat engkau kagumi. Maka, begitu fasih engkau ceritakan karya dan temuan-temuannya. Bahkan kita menabung untuk ziarah ke kuburnya suatu saat kelak.

Jung memperkenalkan konsep alam ketaksadaran kolektif. Isi dari alam ketaksadaran kolektif adalah apa yang dinamakan arketipe-arketipe. Arketipe-arketipe adalah bentuk-bentuk pembawaan lahir dari psike, pola dari kelakukan psikis yang selalu ada secara potensial sebagai kemungkinan, dan apabila diwujudkan, nampak sebagai gambaran spesifik.

Sebab dalam psike manusia tergabung sifat-sifat khas yang umum, yang ditentukan oleh species-speciesmanusia, ras, bangsa, keluarga, dan mental zaman dengan sifat-sifat khas, unik, dan personal. Sebab itu fungsi natural dari psike ini hanya dapat diperoleh dari hubungan timbal-balik dua alam ketaksadaran (personal dan kolektif) dan relasi mereka dengan alam kesadaran.

Kesadaran dan ketidaksadaran ini kemudian diekspresikan dalam rupa-rupa bentuk warisan kebudayaan seperti mitologi, legenda dan karya seni yang melintasi semua ras dan kultur di permukaan bumi ini.

Aku ingat, engkau menceritakan padaku soal penting tentang sikap dan fungsi psikologis yang saling berinteraksi dengan tiga prinsip, yaitu:

1. Oppose (saling bertentangan). Prinsip ini sering terjadi, karena kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Namun, Jung meyakini bahwa ketegangan akibat konflik itu merupakan esensi dari hidup. Tanpa konflik, maka dalam diri manusia tidak akan ada energi dan kepribadian. Contoh oposisi adalah: ego vs shadow, introversi vs ekstroversi, pikiran vs perasaan, dan penginderaan vs intuisi. 

2. Compensate (saling mendukung). Prinsip ini digunakan untuk menjaga agar seseorang tidak menjadi neurotik. Prinsip ini biasanya terjadi antara sadar dan tidak sadar. Misalnya, jika Rendra tidak berhasil mencapai nilai A pada matakuliah ini, maka akan muncul dalam mimpi (kondisi tidak sadar).

3. Synthesize (bergabung menjadi kesatuan). Prinsip ini meyakini bahwa kepribadian akan terus menyatukan pertentangan, untuk mencapai kepribadian yang seimbang dan integral. Namun, fungsi ini hanya sukses dicapai melalui fungsi transenden. 

Lalu, di akhir kuliahmu sambil menciumi daguku, engkau membuat penutup menarik. Menurutmu, interaksi antar struktur kepribadian membutuhkan energi psikis, yang didukung oleh energi fisik. Energi psikis itu tampak pada kekuatan semangat, kemauan, keinginan, proses mengamati, berpikir, memperhatikan dan pengalaman.

Inilah moment suci. Yang muncul sekejap. Dan, itulah energi cinta yang melahirkan generasi berikutnya lewat "apa yang membahagiakan." Kini, kita perlu membaca temuan-temuannya untuk mendiagnosa kebajinganan elite Indonesia yang makin gila.

***

0 comments:

Post a Comment