Cerpen Selasa, FATWA LELAKI TERSESAT - Yudhie Haryono



Kekasihku, masa depan gelap jika caramu menghadapi hari ini dengan iri dan dengki. Terlebih sesungguhnya saat engkau mulai tak percaya manusia. Lalu tak percaya negara. Lalu tak percaya agama. Lalu tak percaya Tuhan. Bagimu, tuhan, hantu dan hutan hanya fotamorgana. Bagimu manusia, negara dan agama hanya ilusi alam raya.

Istriku, "dalam perjalanan sejarah agama yang sangat panjang, ada agama yang bisa pulih dari gempuran fundamentalisme dan fasisme (jahil murakkab); tapi tak pernah ada agama yang bisa benar-benar sukses berulang menaklukan dua hal itu dalam sejarahnya kemudian. Kini kita sedang kalah dan terjajah oleh persekutuan keduanya. Mustahil keluar dari alam yang marah karena kejahilan kita semua (YH: 2016)."

Kekasih hatiku. Kukirim fatwa Kahlil Ghibran yang dahsyat dan mewakili pikiranku kini, "Hidupku adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Gelap tanpamu. Semua hasratku serta keinginanku adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Ilmu tentangmu. Kumpulan pengetahuanku adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Matakuliah kasih sayang. Setiap pelajaranku akan sia-sia jika tidak disertai cinta. Tentang cinta kini dan masa depan, bukan yang lalu-lalu serta lalu lalang. Dan, cintaku adalah cinta mati jika tak disertai ciuman bibirmu yang menggairahkan itu."

Kasih. Biar puasamu tak letih, kuhadiahi joke. Bacalah dengan santai. Sebab kurasakan hari-harimu seperti hari perbudakan nasional. Mirip setrika, kerja ke sana ke mari tanpa honor memadai. Begini jokenya, "Ketua ibu PKK yang dikenal sangat agamis, sms broadcast ke anggotanya berbunyi: "Wahai para istri yang solehah, hendaklah ingatkan para suami untuk tidak lupa memberikan zakat bagi yang membutuhkan."

Eh ladalah. Pagi-pagi terjadi kegemparan karena sesaat setelah sms, ibu ketua pingsan karena dia pada saat ketik kata "zakat" seharusnya huruf "T" jarinya kepleset ketik huruf "R". Mosok zakar dibagi-bagi? Itu salah satu keajaiban dunia kok. Mentah saja rasanya nikmat, apalagi kalau digoreng.

***

0 comments:

Post a Comment