KALAU SEMUA MENCURI, KITA BISA APA - Yudhie Haryono



Mengapa kita melarat? Yang paling utama adalah karena kita tak mau membuang metoda hidup lama yang usang. Ekopol kita usang: hanya saling mencuri dan merampok.

Hidup kita aman di negara tanpa kreasi kecuali utang, gadai dan obral. Sedihnya, melarat jadi kunci dan syarat di negara produsen pengkhianat dan penjahat terbesar di dunia dan akherat.

Mencipta hidup baru itu mudah. Meninggalkan pola hidup lama itu yang susah. Pada pola lama, inovasi diabsenkan, kreasi dinihilkan, produksi dan industri diharamkan, kecerdasan dan kejeniusan dipenjarakan.

So, soal melarat adalah soal "kenyamanan" pada kejahiliyahan (bersama) yang diresmikan oleh negara via begundal kolonial yang berkuasa dan teks-teks ketikan mereka.

Di negara bermental kolonial, banyak kebijakan tidak berlandaskan ilmu pengetahuan. Akhirnya semua malas mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Padahal, ilmu pengetahuan adalah alat kemandirian.

Itulah mengapa, pilpres (dengan pola lama) kita baru berhasil menegakkan demokrasi (para) pencuri yang menternak pencuri demokrasi. Resiprokal. Tak lebih. Tak kurang.

Maka, berhati-hatilah. Banyak kejahatan negara melarat dimulai dari kemelaratan ide dan pembagian sogok serupiah-dua rupiah. Kekerean dan kejahatan ini juga bisa berjejak pada ketiadaan sejarah perlawanan dan tanpa genealogi pemikiran serta ilusi yang dibesar-besarkan via media (pencitraan yang hiperrealitas).

MENINGGALKĂ€N DAN MENCIPTAKAN. ITU KUNCINYA.

***

0 comments:

Post a Comment