GELAS KEHIDUPAN - Yudhie Haryono



Janji proklamasi selalu dilawan dua pihak: musuh eksternal dan pengkhianat internal. Realisasi revolusi selalu dihambat dua musuh: kolonialis dan brokeris.

Milyaran waktu, manusia mampu bertahan dan menaklukan dunianya karena bahasanya yang unik dan nafsunya yang serakah.

Kawan. Aku pasti ikut lomba lari keliling dunia dan revolusi kaum muda. Asalkan indonesia baru yang jadi garis finish-nya adil dan sejahtera.

Sebab, janji proklamasi selalu dilawan dua pihak: musuh eksternal dan pengkhianat internal. Realisasi revolusi selalu dihambat dua musuh: kolonialis dan brokeris. Kasih, mengingat duka, menulis surat cinta tapi tidak tahu dikirim ke mana dan buat siapa.

Kau selalu bilang takut dan minder padaku karena tak punya apa-apa. Kau tak tahu bahwa menjadi kekasihku tak perlu punya segala. Sebab, kau adalah segalanya bagiku.

Izinkan aku menjadi guide perjalanan hidupmu. Sekali saja jika kau tak sudi berkali-kali. Agar arwahku nanti tak penasaran di kuburan.

Dalam pekat zaman dan kejar dollar, ada yang tak kau tahu bahwa setiap masa depan, engkaulah bentuknya. Sebab setrilyun masa lalu, aku mati. Saat revolusi terjadi, engkaulah martirnya: sebentuk pikiran yang sangat mempesona.

Tapi kau tetap bisu, tuli dan buta. Taukah kau bahwa pemerentah kita mati? Nek mati ora obah. Nek obah medeni bocah.

KKN tambah subur. Elite tambah fasis. Orang tua-tua tak memberi teladan. Lembaga negara saling serang dan perang. Birokrasi melayani "asingisasi." Satu-satunya prestasi pemerentah kini adalah: masih dianggap oleh rakyatnya di mana rakyat masih mau bayar pajak padahal rakyat tahu pajak itu tak ada manfaatnya buat rakyat.

Kawan. Kita butuh kesatria dieng. Yang hidupnya adalah tentang rindu yang menabahkan dan menubuhkan. Tabah dari siksa masa lalu dan kelamnya hari. Tumbuh dari kecemasan masa depan dan cerianya kehidupan. Tuhan kini mengirimi kita anugerah dan warisan peradaban. Maka, jaga dan sayangilah serta didiklah secerdasnya.

***

0 comments:

Post a Comment