KETIKA KEJAHATANMU SETARA FIRAUN DAN HITLER - Yudhie Haryono


Aku paham tulisanku tak ada guna. Aku mengerti ketikanku tak ada manfaatnya. Sebab, kalian menang. Pemenang. Juara. Penguasa. Tapi kalian mengkhianati kami. Kalian berkuasa. Tapi kalian menjajah kami. Kalian bersumpah sebagai kekasih. Tapi kalian menyelingkuhi negeri ini.

Masih kuingat kalian bersumpah untuk membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur. Caranya dengan meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi jurang antara si miskin dan si kaya (menurunkan Indeks Gini/ketimpangan) serta meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Tetapi, yang terjadi sebaliknya.

Kalian bersumpah melaksanakan ekonomi-politik konstitusi dengan cara memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, koperasi/UMKM, dan industri kecil dan menengah. Lalu mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, nelayan, buruh, pegawai, industri kecil menengah, pedagang tradisional dan pedagang kecil lainnya. Tapi, yang terjadi sebaliknya.

Kalian bersumpah merealisasikan pesan dasar Pancasila dengan mentradisikan UU Desa yang secara khusus memandirikan program pertanian, perikanan dan kelautan serta memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil, petani, nelayan, buruh, pedagang tradisional dan pedagang kecil. Lalu, melindungi dan memodernisasi pasar tradisional, memperjuangkan hak-hak buruh termasuk buruh migran (TKI/TKW). Juga membangun infrastruktur untuk rakyat melalui trias ekonomika desa yaitu Koperasi Desa, BUMDES dan Bank Desa. Tapi, yang terjadi sebaliknya.

Kalian bersumpah merevolusi mental bangsa yang berkepribadian Pancasila, menjunjung tinggi sifat jujur,  disiplin, patuh terhadap hukum, toleransi terhadap perbedaan suku agama dan ras, hormat kepada budaya bangsa melalui pendidikan Pancasila, kebangsaan dan budi pekerti dengan cara membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif sambil menciptakan kepastian dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu (seadil-adilnya) serta mentradisikan pencegahan dng memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme via teknik-teknik manajemen yang terbuka dan akuntabel. Tapi, yang terjadi sebaliknya.

Sempurna sudah kalian berkhianat. Senyum menggusur warga miskin, bukan bahagia membagi rizki dengan mereka. Senyum menghancurkan rumah warga miskin, bukan bahagia melindungi mereka. Senyum mengusir warga miskin, bukan mencerdaskan mereka. Kalian bukan hanya mengkhianatiku tapi juga mengkhianati konstitusi dan cita-cita pahlawan pendiri republik ini.

Pengkhianatanmu luar biasa. Setara dengan kejahatan purba: Firaun dan Hitler.

***

0 comments:

Post a Comment