DALIL PERBUDAKAN MASSAL - Yudhie Haryono


Siapakah budak terkeren di zaman modern? Presiden Republik Tetangga dan Gubernur Kota entah di mana. Siapakah buruh terdahsyat di zaman global? Dialah WKJ dan PCB.

Bagaimana menjelaskannya? Mengutip tesis Tola Ma (2016), karena keduanya adalah produk terbaru dari persekutuan dan perzinahan "Triumvirat (3 Serangkai) yaitu:

  1. Para Taipan yang rakus (ular naga)
  2. Korporasi Barat eks penjajah lama (singa tua)
  3. Elit Ekopol Pribumi penghianat warganegara (kerbau liar)."

Perkawinan antara 3 serangkai itulah yang melahirkan aktor seperti keduanya. Arsitekturnya adalah: pada WKJ, kerja tanpa pikiran. Sedang pada PCB, bicara tanpa pikiran.

Tetapi, keduanya serupa tak sama: kepalanya naga, mulutnya singa, tengkuk dan perutnya kerbau. Tubuhnya bersisik seperti ular. Intimidatif, mengaum, mengusir dan mencekik kaum miskin, kaum pinggiran dan warga lemah. Keduanya bersekutu dengan serdadu, media dan keparat hukum. Keduanya meneguhkan oligarki (palsu).

Budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh beberapa tuan, bekerja tanpa gaji layak dan tidak mempunyai kemerdekaan menentukan masa depannya. Hidupnya melanggengkan perbudakan. Suatu kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang oleh orang lain; negara kuat terhadap negara lemah; organisasi kuat terhadap orang atau negara bodoh.

Perbudakan ini terjadi untuk memenuhi keperluan akan kuasa, jaringan, uang, SDA, SDM (buruh dan pelacur). Arsitektur ekopol lama yang diperbarui aktornya: bukan hukum apalagi hasilnya.

Menjadi budak berarti dipaksa untuk melayani majikan. Dalam sejarahnya, para budak dari Afrika dan Asia yang lahir pada masa perbudakan, bekerja di berbagai perkebunan gula, kopi, coklat, kapas, tembakau dan pertambangan.

Tentu, tidak semua budak menerima nasib mereka begitu saja. Khususnya di Suriname, para budak melarikan diri, menetap di hutan dan membangun komunitas mereka sendiri berdampingan dengan bangsa Indian.

Para budak yang membangkang ini disebut Maroon atau Negro Hutan. Selain itu, mereka memberontak, baik yang kecil-kecilan maupun yang besar-besar di kawasan perkebunan dan perkotaan.

Pemberontakan budak terbesar terjadi pada tahun 1795 di Curacao di bawah kepemimpinan Tula yang menuntut kebebasan dan kemerdekaan.

Sang pemimpin Tula mendapat gagasan dari Revolusi Prancis dan kesuksesan pemberontakan budak di Santa-Domingue (Haiti). Namun demikian, Tula membayar kebebasan dengan nyawanya.

Perbudakan modern di Indonesia sudah lama. Dikerjakan oleh lima kolonial-begundal: Portugis, VOC, Belanda, Inggris dan Jepang. Sejarawan Breman (1987) membuktikan bahwa kaum kolonialis meraup untung berjutakali lipat dari penanaman kopi di Indonesia sementara para petani semakin terhimpit hidupnya karena menerima upah minim. Negeri-negeri penjajah makmur karena kita. Mereka maju dan sejahtera karena kita semua.

Kini perbudakan itu lebih canggih. Via presiden dan para eksekutifnya mereka makin masif dan gigantik. Kuatnya perbudakan itu karena KKN sudah menjadi tradisi, karakter dan keagamaan kita semua.

Kini bahkan nalar kemanusiaannya sudah hilang. Mereka tak ada bedanya dengan binatang dan syaitan: culas dan peras.

Lalu, di mana TNI dan Polri? Mereka jadi penjaga dan kaki tangan yang setia dengan sedikit baju seragam sisa-sisa.

Di mana agamawan? Mereka diberi media dan sedikit uang buat berias dan beli beras. Di mana mahasiswa? Mereka disibukkan oleh SKS dan mimpi jadi kaya mendadak.

Dan, di mana buruh serta serikatnya? Mereka dibuat sehat untuk menjadi alat produksi. Di mana para akademisi? Mereka diberi honor buat bercuap-cuap soal kurikulum yang sesat dan jahiliyah.

Akhirnya keterjajahan, kemiskinan, kebodohan, kesenjangan, kesakitan, ketergantungan, konflik makin membuncah. Tak ada yang mengurusnya. Apa solusinya? Kita perlu Ibrahim, Musa, Muhammad, Che Guevara, Khomaini, Tan, Karno dan para idealis yang bersekutu melakukan revolusi keenam.

Kaliankah itu generasi yang terpanggil menikam mati tiga aliansi kolonial terbaru? Kami memanggil kalian! Kami menunggu kalian untuk pimpin.

***

0 comments:

Post a Comment