Ode Syawal, ANTARA DEPOK DAN BANYUMAS - Yudhie Haryono


Perang. Kini dan dulu, kisah perang adalah kisah sejarah yang sesungguhnya. Tidak sembarang perang. Tetapi perang kecerdasan. Begitu juga ode ini. Kuketik di antara dentang revolusi/yg mulai tak ditanggapi/tapi tak bisa ditarik kembali/kutemukan pecundang dan pemenang/yg hidup segan/mati tak sempat/takdir kita umpat/

Aku iba kalian terluka/aku simpati kau berlari/aku empati kau terkapar mati/karena itu/cintaku kini adalah doa/untuk indonesia/untuk kalian yang menyiksa diri/

Sore yang sunyi. Nyanyian ini tersaji. Di radio tempat kita mengaji. Berjudul "aku sayang" yang dibawakan dengan sendu oleh Claudia Nusantara:

Dan senja datang mengusik rinduku/berteman angin dan derunya ombak/seakan berbisik tentang cerita cinta/menyibak tirai kerinduan/

Andaikan saja kau ada di sini/Berbagi rasa kisah kasih kita/Andaikan kau tahu apa yang kurasakan/di dalam hati kecil ini/

Kuingin engkau pun mengerti/Betapa kumencintaimu/Dan takut kehilangan dirimu kasih/Seandainya engkaupun tahu/Getar-getar yang kurasakan/Betapa aku menyayangi dirimu/

Andaikan saja kau ada di sini/Berbagi rasa kisah kasih kita/Andaikan kau tahu apa yang kurasakan/di dalam hati kecil ini/

Kuingin kau pun mengerti/Betapa kumencintaimu/Dan takut kehilangan dirimu kasih/Seandainya engkaupun tahu/Getar-getar yang kurasakan/

Kasih, "kalau kebahagiaan itu diperjual belikan, pasti aku kan membelinya ke mana dan di manapun kebahagiaan itu ditawarkan. Kalau keimanan itu diobral murah seperti sampah, pasti aku kan mengoleksinya berapapun jumlahnya buat ditaruh di perpustakaan rumah."

"Kalau cinta-kasih itu mudah didapatkan, pasti aku kan menimbunnya sekarung zaman agar kebahagiaanku tak terenggut waktu."

Tapi kebahagiaan, keimanan dan cinta-kasih adalah soal keajaiban: di sembarang waktu dan tempat tak mudah didapat. Mereka seumur peradabab sekaligus selangka kebaikan di rumah Indonesia. Sebab itu, betapa aku menyayangi negara ini.

Kasih. Taukah engkau bahwa, "Islam (tepatnya arabisme) telah membunuhmu sebelum kematian yang sesungguhnya datang padamu? Barat (tepatnya kolonialisme) telah memerangkapmu sebelum kebodohan yang sesungguhnya datang padamu? Indonesia (tepatnya elite pemerintahan) telah memiskinkanmu sebelum perbudakan yang sesungguhnya datang padamu?

Kini, islam, barat dan indonesia berkolaborasi menyesatkanmu tanpa mampu menemukan "martabat" kemanusiaanmu sepanjang waktu.

Maka, mari berdendang. Lagu berjudul "arti kehidupan" yang dulu dinyanyikan Doel Sumbang. "Jangan berkata tidak/bila kau jatuh cinta/terus terang sajalah/buat apa berdusta/Cinta itu anugrah/maka berbahagialah/sebab kita sengsara/bila tak punya cinta/Rintangan pasti datang menghadang/cobaan pasti datang menghujam/namun yakinlah bahwa cinta kan membuatmu/Mengerti akan arti kehidupan/
 
Marilah sayang mari sirami/cinta yang tumbuh di dalam diri/marilah sayang mari sirami/agar merekah sepanjang hari/"

Kasih, sudah matikah engkau? Tolong kirim kabar jika mau dikuburkan. Agar kecerdasan kita tak mubazir dimakan umur.

***

0 comments:

Post a Comment