JULI DAN PUISI - Yudhie Haryono


01 Juli. Awal bulan yang manis. Menunggumu menunggu gerimis. Maka, juru tulis mengetik. Soal jenis cinta yang dikejar oleh manusia dengan taruhan nyawa hanyalah seperti hutan-hutan yang tak berbuah: tak bertuan. Hanya berhantu.

Juli. Cinta harus diresapi seperti air hujan yang memasuki bumi. Dinikmati bagai air sungai memasuki lautan. Cukup mudah dituliskan tapi sangat sulit dikerjakan.

Dan, hanya cinta yang utuh melingkupi, sehat akal-budi seperti derita jiwa yang memuncak, akan menghidupkan dan mengangkat hati pada pemahaman. Pada kesadaran.

Juli. Sebab dalam banyak kasus, mencintai itu menderita. Indah dikenang dan gemetar dirasa. Mereka yang memasuki bumi akan tahu bahwa jalannya sesak dan berbatu. Tetapi, mereka yang berilmu akan tahu bahwa dekapan bumi itu menghangatkan dan penuh kelembutan.

Juli. Seperti dekapan sang rahman pada sang rakhim. Romeo pada juliet. Qais pada Laila.

Tetapi. Cinta suci yang disalahgunakan, ia adalah bibit penderitaan dan sumber malapetaka serta mendung hitam kegelapan. Sepanjang sisa umur peradaban.

Maka, ia harus diletakkan dengan tepat. Agar menjadi energi. Menjadi daya terang. Menjadi modal besar peradaban. Bukankah lompatan peradaban besar selalu berlandaskan cinta kasih? Walaupun banyak juga yang dihancurkan karena cinta yang gelap.

Ingatlah perang baratayuda? Perang karena cinta kursi, seperma, tuhan dan segala tetek bengek kehidupan.

Bila manusia hendak membimbing barisan cinta menuju kuburan kehidupan yang tak dapat dipercaya, kemudian dari sana cinta akan tersungkur jatuh. Pecah binasa. Tak terpulihkan. Maka cukup baginya berkhianat. Tak perlu jadi perampok besar. Tak usah jadi kafir. Sebab cinta adalah seekor burung cantik yang meminta untuk ditangkap tapi menolak disakiti. Menolak diperbudak. Menolak dikebiri.

Untuk yang sudah lupa. "Cintaku adalah hatiku untukmu. Tapi hatimu untuknya. Dan, hatinya bukan untukmu. Apalagi untukku?"

Kasih. Kawan. Teman. Apa ketikanmu soal cinta di bulan Juli? Kirimlah buatku.

***

0 comments:

Post a Comment