KEDAULATAN IPTEK - Yudhie Haryono



Mengapa iptek kita seperti berhenti? Padahal berbagai warisan tekhnologi kita begitu tinggi. Tekhnologi pembuatan rumah bersama seperti candi dan klenteng serta tekhnologi pembuatan senjata perang via metalurgi begitu dasyat.

Candi, pasti punya tekhnologi tinggi. Baik arsiteknya maupun seni penciptaannya. Bangunan sangat megah tanpa paku, tanpa lem dan tanpa semen menjadi bukti kecanggihan tekhnologinya. Begitu juga kelenteng-kelenteng yang tersebar di berbagai daerah. Seni dan polanya luarbiasa.

Nah, jalur metalurgi juga demikian. Ia adalah teknologi logam, yakni penerapan sains dalam produksi logam dan rekayasa komponen-komponen logam untuk digunakan pada produk-produk yang ditujukan bagi konsumen dan industri-industri manukfaktur.

Produksi logam meliputi kegiatan mengolah bijih untuk mengekstrasi kandungan logamnya, dan kegiatan memadu logam, kadang-kadang dengan unsur-unsur nonlogam, untuk menghasilkan berbagai perkakas kehidupan.

Dengan beberapa bukti di atas maka kita merupakan negara berpotensi sangat besar di bidang pengetahuan, ilmu dan tekhnologi. Sayangnya, pengembangan teknologi kini terasa lambat. Pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan teknologi. Akhirnya lebih banyak teknologi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.

Untuk menjadi negara maju, Indonesia perlu memperhatikan aspek pengembangan teknologi. Pengembangan teknologi, khususnya teknologi tinggi seharusnya menjadi prioritas utama setelah pendidikan dasar.

Bahkan dengan menguasai teknologi, bidang lainnya juga dapat merasakan dampak positifnya. Pengembangan teknologi merupakan tulang punggung pembangunan ekonomi, menjadi kekuatan utama dalam persaingan global dan sarana mencapai kemakmuran bangsa.

Singkatnya, penemuan ilmu pengetahuan yang pas bagi kita serta pemanfaatan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena itu, kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan karena ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia; modal menaklukan dunia; cermin kedaulatan negara. Tak ada kedaulatan negara tanpa daulat iptek.

Tak ada daulat iptek tanpa daulat cita-cita besar. Dengan cita-cita besar, kita memastikan kedaulatan iptek yang manusiawi, pancasilais dan menzaman.

Tetapi, kita harus ingat bahwa jauh sebelum barat dengan teknologi modern yang fantastis seperti sekarang, peradaban kita juga lebih tinggi, bahkan dalam beberapa hal, tak terjangkau logika di abad ini.

Sayangnya, kita terlalu berorientasi ke ‘barat’ dan melupakan ‘timur.' Tentu, timur yang dimaksud adalah peradaban penuh ‘mukjizat’ tempat ‘ruh’ kita sendiri ditiupkan.

Inilah jejak kedaulatan iptek kita. Tapak iptek yang ada, janganlah dianggap sebagai mitos yang tak sejalan dengan logika ilmiah, prinsip-prinsip dasar sains-teknologi modern. Sebaliknya harus diletakkan sebagai ontologi dan inspirasi.


***

0 comments:

Post a Comment