DISKURSUS PERADABAN DALAM TEKS DAN KONTEKS - Yudhie Haryono


Semua berujung pada adab. Tanpa adab, manusia hanya hewan yang tak memanusiakan manusia. Inilah kata dasar dari peradaban. Tetapi, secara leksikon, peradaban adalah kumpulan identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia. Dus, ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik maupun non-fisik. 

Identifikasinya dapat melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Istilah "peradaban" dalam bahasa Inggris disebut civilization. Dalam bahasa Belanda disebut bescahaving dan dalam bahasa Jerman disebut die zivilsation. Dus, jika kita ingin meringkasnya, peradaban dapat dikatakan juga sebagai akumulasi dari cipta, karsa, karya dan kuasa manusia untuk memanusiakan sesama. Karena itu, ia lebih luas dari diskursus kemakmuran yang bersifat komunitarian. 

Sebagai cita-cita publik, peradaban harus punya praktik keadilan, persamaan, pemerataan, kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran yang dikurikulumkan plus disebarkan. Menurut sejarahnya, wajah terbaik dari peradaban ada empat hal: 

  1. Moral: berupa nilai-nilai masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
  2. Norma: yaitu aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu sebagai benar atau salah, baik atau buruk. 
  3. Etika: yaitu produk moral tentang apa yang baik dan buruk dan menjadi pegangan dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun. 4)Estetika: yaitu kebiasaan yang mencakup keindahan, kesatuan, keselarasan, dan kesetimbangan, keadilan sosial. 
Bagaimana ia hadir dan dihadirkan? Bagaimana ia dipromosikan dan terkadang menjadi alat pertahanan diri dan peperangan? Kuliah berikutnya akan menjawab beberapa soal tersebut.


***

0 comments:

Post a Comment