KINI KITA DI MANAKAH? - Yudhie Haryono

Jika indonesia adalah menara Pancasila, karnolah yang membuat pondasinya. Pramoedyalah yang membangun temboknya. Akulah yang akan memastikan terpasang atapnya agar tugas presiden berikutnya tinggal membawa kejayaan-kemakmuran-keadilan di dunia.

Sebagai sebuah gagasan, indonesia adalah republik yang anti feodalisme (siapa ortumu); anti fasisme (apa ijasahmu); anti fundamentalisme (apa agamamu); anti kapitalisme (berapa dolarmu); anti suara dominan (mayorokrasi); anti suara tunggal (minorokrasi).

Yang ditanyakan adalah "apa gagasanmu dan apa prestasimu." Karena itu, indonesia lahir sebagai karnal (menyimpang dari keumuman) yang hibrida; terbuka, toleran, genuin, moralis, bersih dan nalar publik. Sayangnya kini kita banjir neoliberalisme; idenya berapa duitmu dan mana hasil rampokanmu. Indonesia jadi sangat menjijikan buatku dan bagi generasi yang mencintai Pancasila.

Tetapi kini, bagi kaum idealis, negeri ini tempat untuk "bisa" memahami. Bagi kaum pengkhianat, negeri ini tempat untuk "banyak" mencuri. Bagi para aktifis, negeri ini tempat untuk "tahu" onani.

Akibatnya, sejarah indonesia adalah sejarah kerakusan dan penjajahan. Ilmu indonesia adalah ilmu penyesatan dan pengaburan. Ekonomi indonesia adalah ekonomi ilusi dan sok ilmiah. Warga indonesia adalah warga kesusahan dan kepahitan. Elite indonesia adalah elite kebajinganan dan kekufuran. Agama indonesia adalah agama kepasrahan dan eskatologisme. Ya. Ini jenis indonesia lama. Yang akan berganti baru jika kita yang memimpinnya.

***

0 comments:

Post a Comment