MENGINGATMU ADALAH MENULIS INDONESIA BARU - Yudhie Haryono

 




Seharian ini kampungku hujan deras. Bulir hujan terasa lebih besar. Gemuruh mendekap atap. Berdentang getarkan genderang kuping. Tetapi, sujud subuh terasa lebih khidmat. Andai saja ini sujud terakhirku, aku bahagia.

Ya. Aku sudah tak berdaya. Tak ingin lagi menikmati hidup pemberian Tuhan yang semaunya. Kini, aku terus hanya bisa berdoa dan mendzikirkan namanya. Orang-orang baik dan kekasih hati yang tak tahu diri. Tak sudi berbagi. Padahal, betapa indah jika manusia saling fokus bekerja, berdoa dan gotong royong merealisasikan Indonesia Raya.

Tuan-puan yth. Tugas negara dan ilmuwan postkolonial itu sangat menantang: mengembalikan peran Universitas sebagai pemandu dan penuntun peradaban manusia, bukannya sebagai pembebek (pengekor) apa saja yang telah dilakukan oleh dunia fundamentalisme-terorisme pasar neoliberal.

Di negara postkolonial, fungsi utama Universitas adalah berternak kejeniusan yang melahirkan perilaku, nilai dan norma sesuai konstitusi guna mewujudkan totalitas manusia yang melawan sehingga merdeka, mandiri, modern dan martabatif: menjadi agensi kemerdekaan, kebersatuan, keberdaulatan, kesejahteraan, keadilan dan kesederajatan atau kemerataan bersendi kegoyong-royongan. Itulah roadmap Universitas Nusantara.

Jika tuan-puan gagal dalam peran itu, gagal pula negara ini menunaikan janji proklamasi, gagal total sebagai manusia pancasila. Hidup kita seperti melata: jejaknya tak tercium sejarah, adanya tiada.

Tuan-puan yth. Maka, mari naikkan level permainan. Syukur-syukur mampu sekelas Barca di sepakbola or Chicago Bull di basket. Pikirkan dan tuliskan cara mengelola negara dengan jenius dan sampaikan ke pihak-pihak terkait. Realisasikan cita-cita besar negara pancasila. Cari segala cara yang halal, pas dan gol.

Semoga kita tak menari-nari di musik yang ditabuh orang lain: para begundal kolonial dan proxynya. Dari niat, angan, ucapan, tulisan, tindakan dan realisasi nusantara kita baktikan. Aamiin.(*)

0 comments:

Post a Comment