DISFUNGSI PENDIDIKAN - Yudhie Haryono


Kita lahir di wilayah pertanian. Tapi tak satu mata ajarpun soal tani kita dapatkan. Kita hidup di antara gunung dan lautan. Tapi tak satu kurikulumpun soal maritim kita bahas dan kunyah-kunyah.

Tiap hari kita kedatangan tamu bernama bencana alam. Tapi tak satupun pengetahuan bagaimana melewatinya kita baca. Semua pelajaran kita tak ketemu argumennya sehingga tak akan menolong menjadi warganegara yang tangguh dan unggul.

Pendidikan kita membuat pandangan hidup yang lucu walau berasal dari buku. Bacaan yang tidak dari kehidupan. Ilmu yang tidak terlatih dalam metode. Sebab hanya penuh hafalan, ulangan dan kesimpulan.

Produk pendidikan kita kini hanya dua: begundal sekuler dan begundal agamis. Fundamentalis sekuler sibuk ngemis uang ke "yang lain" sedangkang fundamentalis agamis (ontanis) bersimpuh ngemis uang ke Tuhan.

Keduanya kurang piknik karena begitu miskin sehingga kerjanya saling memfitnah. Lihat saja, kini keduanya sibuk soal "ucapan selamat natal, kopar-kapir, radikal-radikul, intoleran, cungkring dan hitam jidat."

Ternyata, kita semua hanya terlatih sebagai pemakai. Kita kini kurang latihan bebas berkarya. Tak banyak terobosan kita coba ujikan. Pendidikan kita telah memisahkan nasib dan takdir dari kehidupan sesungguhnya. Pendidikan jadi lahan pembodohan dan bisnis ecek-ecek tanpa dentuman.

Budayawan besar WS Rendra (1989) bertanya, "Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalanya." Tentu ini gugatan serius di tengah banyak produk sekolah kita gagal bekerja apalagi mencipta pekerjaan.

Disfungsi bahkan malpraktek ini perlu segera dicari solusinya. Oleh kita semua. Atas beberapa masalah tersebut, kita memandang perlu mengusulkan rasionalisasi kurikulum dengan mengajukan konsep Trimatra (Etika, Logika, Kebangsaan) pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sehingga kurikulum inti di Indonesia adalah etika-logika-kebangsaan. Sedang mata ajar yang lain hanya instrumental dan penguat kurikulum inti.

0 comments:

Post a Comment